Rabu, 11 April 2012

HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Penelitian dapat dilakukan dengan baik terhadap ilmu manapun, termasuk terhadap praktik pendidikan. Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian yang demikian, dikelompokkan sebagai penelitian terapan atau applied research. Sedangkan penelitian yang diarahkan untuk menguji konsep, asumsi, dan proposisi, penelitian tersebut dikategorikan sebagai penelitian dasar. Penelitian bidang pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang didapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa pengertian penelitian pendidikan?
2.      Apa tujuan diadakannya penelitian pendidikan?
3.      Apa fungsi penelitian pendidikan?
4.      Apa saja jenis-jenis penelitian pendidikan itu?

1.3    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Mengetahui pengertian penelitian pendidikan.
2.      Memahami tujuan diadakannya penelitian pendidikan.
3.      Mengetahui fungsi penelitian pendidikan.
4.      Memahami jenis-jenis penelitian pendidikan.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Penelitian Pendidikan
Pada hakikatnya penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode- metode ilmiah. Menurut Suparmoko (1991), penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.
Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena (Kerlinger, 1986: 17-18). Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro dan Supomo,1999: 16). Sedangkan menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian yaitu suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara sadar, bersifat sistematik, terkontrol, empiris dan kritis, dalam mengungkap suatu fenomena atau hubungan fenomena tertentu dengan maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat diverifikasi.
Untuk lebih jelasnya pemahaman tentang penelitian itu sendiri dengan memperhatikan beberapa ciri suatu kerja penelitian antara lain sebagai berikut.
a.       Penelitian dirancang dan diarahkan guna memecahkan suatu masalah tertentu sebagai jawaban terhadap suatu masalah yang menjadi fokus penelitian.
b.      Penelitian memiliki nilai deskripsi dan prediksi serta hasil temuannya terhadap sampel yang berfokus pada suatu kelompok atau situasi objek tertentu yang spesifik pang penekanannya pada pengembangan generalisasi, prinsip- prinsip, serta teori- teori.
c.       Penelitian memerlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data yang valid sehingga membuahkan hasil analisis/ penemuan yang akurat dan terpercaya.
d.      Penelitian berkepentingan bukan sekedar mensintesa atau mereorganisasi hal-hal yang telah diketahui sebelumnya tetapi lebih diarahkan untuk penemuan baru.
e.       Penelitian dirancang dengan prosedur- prosedurnya secara teliti dan rasional.
f.       Penelitian menuntut keahlian untuk mengetahui secara mamadai permasalahan yang diselidikinya.
g.      Penelitian yang menggunakan hipotesis, tekanannya pada pengajuan hipotesis, bukan pada pembuktian hipotesis.
h.      Penelitian menuntut kesabaran dan tak dilakukan secara tergesa-gesa.
i.        Penelitian memerlukan pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara teliti dan cermat, baik terhadap prosedurnya maupun hasil-hasil dan kesimpulannya disajikan atas dasar bukti- bukti yang ada secara obyektif, hati- hati, dan cermat sehingga dapat dijadikan bahan yang berharga.

Dalam dunia pendidikan, dengan penelitian bisamembawa pengertian yang semakin baik terhadap perilaku orang perseorangan, termasuk subyek didik atau pendidik, proses belajar mengajar serta situasi atau kondisi yang bisa membuat lebih berhasilnya proses pendidikan. Pada ilmu - ilmu tingkah laku, penelitian mengarah pada pengembangan dan pengujian teori- teori tingkah laku. Pemahaman terhadap tingkah laku peserta didik atau pun pendidik semakin di perlakukan dari hasil- hasil penelitian dalam bidang pendidikan, baik dari segi ilmu maupun prakteknya.
Pada umumnya penelitian- penelitian pendidikan tergolong penelitian jenis terapan guna mengembangkan generalisasi- generalisasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar dan bahan- bahan mengajar. Karena itu, penelitian pendidikan memberikan perhatiannya pada pengembangan dan pengujian teori- teori tentang bagaimana peserta didik berperilaku dalam setting pendidikan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal, maupun pendidikan nonformal. Menemukan prinsip- prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian- kejadian dalam lingkungan pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian pendidikan.

2.2  Tujuan Penelitian Pendidikan
Pada dasarnya tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan prinsip- prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menenrangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian – kejadian dalam lingkungan pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal, maupun informal.
Secara umum bebrapa tujuan penelitian yang hendak dicapai, termasuk penelitian pendidikan antara lain: (1) memperoleh informasi baru, (2) mengembangkan dan menjelaskan, dan (3) menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan.
Tujuan- tujuan penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.
1.       Memperoleh informasi baru
Untuk menemukan sesuatu yang baru bidang pendidikan dilakukan melalui penelitian pendidikan. Artinya, dalam perkembangan pengetahuan, termasuk juga ilmu atau pengetahuan di bidang pendidikan, penemuan sesuatu yang baru mengenai berbagai persoalan pendidikan dapat dilakukan dengan metode atau cara penelitian yang hasilnya berupa temuan-temuan baru. Karena itu, kegiatan penelitian harus dilakukan dengan cara- cara yang benar, dalam arti dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode- metode ilmiah.
2.       Mengembangkan dan menjelaskan
Mengembangkan hasil kajian dari suatu kegiatan penelitian pendidikan berarti mengembangkan perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh individu, kelompok ataupun organisasi dalam kurun waktu tertentu.
3.       Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan
Ubahan yang didalam istilah penelitian disebut variabel. Variabel adalah gejala yang sedang diteliti. Variabel atau ubahan adalah simbol yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Biasanya variabel muncul pada tingkat intensitas yang berbeda sehingga variabel itu adalah variabel lebel. Ada beberapa varibel yang biasa digunakan dalam suatu penelitian, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variabel intervensi. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes, atau variabel kriteria.

2.3  Fungsi Penelitian Pendidikan
Pemahaman tentang bagaimana penelitian berperan dalam mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki praktik pendidikan dikaitkan dengan perbedaan macam-macam penelitian berkenaan dengan fungsinya. Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktek.
Penelitian dasar, misalnya mempunyai andil yang sangat besar dalam mengembangkan batang ilmu pengetahuan (a scientific body of knowledge). Temuan-temuan penelitian dasar dapat memperkaya teori. Selain pengembangan ilmu pengetahuan peranan penelitian lain yang berfungsi memperbaiki praktek (pendidikan) adalah penelitian terapan dan evaluatif yang ditujukan untuk meneliti praktik pendidikan, meneliti penerapan teori atau mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan. Karena itu, hasil-hasil penelitian terapan dan evaluasi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki praktik pendidikan.

2.4  Jenis- Jenis Penelitian Pendidikan
            Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda. Secara umun terdapat perbedaan mendasar antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif, dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Penelitian kuantitatif
Penelitian kualitatif
1.      Berpijak pada konsep Positivistik.
2.      Kenyataan berdimensi tunggal, fragmental terbatas, fixed.
3.      Hubungan antara peneliti dengan objek lepas, penelitian dari luar dengan instrumen standar yang objektif.
4.      Seting penelitian buatan lepas dari tempat dan waktu.
5.      Analisis kuantitatif, statistik, objektif.
6.      Hasil penelitian berupa inferensi, generalisasi, prediksi.
1.     Berpijak pada konsep Naturalistik
2.     Kenyataan berdimensi jamak, kesatuan utuh, terbuka, berubah.
3.     Hubungan peneliti dengan objek berinteraksi, penelitian dari luar dan dalam, peneliti sebagai instrumen, bersifat subjektif, judgement.
4.     Seting penelitian alamiah, terkait, tempat dan waktu.
5.     Analisis subjektif, intuitif, rasional.
6.     Hasil penelitian berupa deskripsi, interpretasi, tentatif-situasional.

McMillan dan Schumacher (2001) memulai dengan membedakannya antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif dibedakan pula antara metode-metode penelitian eksperimental dan noneksperimental. Dalam penelitian kualitatif dibedakan antara kualitatif interaktif dan noninteraktif. Lebih lanjut pengelompokan metode dan pendekatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

KUANTITATIF
KUALITATIF
Eksperimen
Non Eksperimen
Interaktif
Non Interaktif
a.       Eksperimental murni
b.      Eksperimental kuasi
c.       Eksperimental lemah
d.      Subjek tunggal
a.  Deskriptif
b.  Komparatif
c.  Korelasional
d. Survai
e.  Ekspos fakto
f.   Tindakan
a.     Etnografis
b.     Historis
c.     Fenomenologis
d.    Studi kasus
e.     Teori dasar
f.      Studi kritis
a.  Analisis konsep
b.  Analisis kebijakan
c.  Analisis historis
Sumber: McMillan dan Schumacher (2001) diadaptasi dengan tambahan
2.4.1        Penelitian Kuantitatif
Berikut ini merupakan penjelasan dari pembagian metode-metode dari penelitian kuantitatif sebagai berikut.
1.        Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif. Dikatakan paling murni, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini. Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun bisa juga dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Metode ini bersifat validation, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variable lain. Variabel yang memberi pengaruh dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent variables), dan variabel yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variabel terikat (dependent variables). Karena penelitian ini bersifat menguji, Syaodih (2003) menjelaskan bahwa semua variabel yang diuji harus diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran atau tes yang sudah distandarisasikan atau dibakukan. Pembakuan instrumen dan pengolahan datanya diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis statistic inferensial-parametrik.
Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu: eksperimen murni, subjek tunggal, eksperimen kuasi, dan eksperimen lemah.
a.      Eksperimen Murni
Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Pada kelompok eksperimen (variabel yang akan diuji akibatnya) diberi perlakuan khusus. Sedang pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa dilakukan, yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam eksperimen murni (demikian juga dengan bentuk eksperimen lainnya) pengujian atau pengukuran (tes) dilakukan dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau sudah dibakukan.

b.      Eksperimen Semu
Metode eksperimen semu (quasi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel, yaitu terhadap variabel yang dipandang paling dominan.

c.       Eksperimen Subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental) merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi, atau lemah berlaku. Eksperimen subjek tunggal yang baik minimal menggunakan kuasi, tetapi kalau untuk latihan kuliah, eksperimen lemah juga dapat digunakan.

d.       Eksperimen Lemah
Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Sesuai dengan namanya, eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya. Metode ini hanya untuk latihan-latihan perkuliahan yang hasilnya tidak digunakan baik untuk pengambilan keputusan, penentuan kebijakan maupun pengembangan ilmu.

2.      Penelitian Noneksperimental
Beberapa metode penelitian yang biasa dipakai dalam penelitian pendidikan, berdasarkan pendekatannya yang termasuk dalam kelompok metode penelitian kuantitaif noneksperimental, meliputi:
a.      Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian
yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan berbahasa, meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan adolesen. Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada masing-masing tahap umpamanya masa: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan secara bersamaan.
b.      Penelitian Survai
Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga karakteristik utama dari survai: (1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, (2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi, (3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan utama survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaimana anggota dari suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis kelamin, agama, dll.
c.       Penelitian Korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel
d.      Penelitian Ekspos Fakto
Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebabakibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu. Penelitian ekspos fakto mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik, dengan menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau mengalami kejadian yang berbeda.

e.       Penelitian Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompok-kelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.

f.       Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan guru dan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang konsultan atau pakar dari luar. Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif. Penelitian tindakan kolaboratif selain diarahkan kepada perbaikan proses dan hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana, sebab penelitian kolaboratif merupakan bagian dari program pengembangan staf.

g.      Penelitian dan Pengembangan
Dalam pengembangan pendidikan kadang-kadang disebut research base development muncul sebagai strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih khusus dikemukakan bahwa dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan yang disingkat R & D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan serta menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui “base research” (Borg dan Gall, 2003: 569-570) dan bertujuan memberikan perubahan-perubahan pendidikan guna meningkatkan dampak-dampak positif yang potensial dari temuan-temuan penelitian dalam memecahkan permasalahan pendidikan dan digunakan untuk meningkatkan kenerja praktik-praktik pendidikan, antara lain melaui pembelajaran dalam bentuk penelitian. Dalam bidang pendidikan, metode R & D ini dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen, pembinaan staf, dan lain-lain. Kegiatan pengembangan dilakukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas. Pengujian produk dilakukan dengan mengadakan eksperimen.

2.4.2        Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara individual maupun kelompok, berguna untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif tidak berangkat dari dan untuk menguji teori, tetapi membangun teori, meskipun demikian mustahil peneliti kualitatif tidak memerlukan teori. Dalam konteks ini, fungsi teori dalam suatu kerja penelitian kualitatif digunakan untuk “menjelaskan atau mengklarifikasi” kecenderungan fenomena-fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran, subjek yang diteliti. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan, yaitu menggambarkan dan mengungkap. Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori. Beberapa penelitian memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan arah bagi penelitian selanjutnya. Tujuan lainnya adalah memberikan eksplanasi (kejelasan) tentang hubungan antara peristiwa dengan makna terutama menurut persepsi partisipan.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan kualitatif noninteraktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan fenomena-fenomena yang memiliki makna pada subyek yang diteliti. Para peneliti kualitatif membuat suatu gambaran yang kompleks dan menyeluruh dengan deskripsi detil dari kacamata para informan di lapangan.

1.      Kualitatif Interaktif
Ada lima macam metode kualitatif interaktif, yaitu metode etnografik biasa dilaksanakan dalam antropologi dan sosiologi, metode fenomenologis digunakan dalam psikologi dan filsafat, studi kasus digunakan dalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan serta ilmu terapan, teori dasar (grounded theory) digunakan dalam sosiologi, dan studi kritikal digunakan dalam berbagai bidang ilmu, metode-metode interaktif ini bisa difokuskan pada pengalaman hidup individu seperti dalam fenomenologi, studi kasus, teori dasar, dan studi kritikal, bisa juga berfokus pada masyarakat dan budaya seperti dalam etnografi dan beberapa studi kritikal.


a.      Studi Historis
Studi historis (historical studies) meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tidak disengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa catatan dan dokumen-dokumen. Penelitian historis menggunakan pendekatan, metode dan materi yang mungkin sama dengan penelitian etnografis, tetapi dengan fokus, tekanan dan sistematika yang berbeda. Beberapa peneliti juga menggunakan pendekatan dan metode ilmiah (positivistis) seperti mengadakan pembatasan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan dan analisis data, uji hipotesis, pengumpulan dan analisis data, uji hipotesis dan generalisasi, walaupun sudah tentu dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu. Salah satu ciri khas dari penelitian historis adalah periode waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai, kemajuan bahkan kemunduran, dilihat dan dikaji dalam konteks waktu.

b.      Studi Fenomenologis
Fenomenologi mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan sebagai metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam yang lama dengan partisipan. Pemahaman tentang persepsi dan sikap-sikap informan terhadap pengalaman hidup subyek sehari-hari diperoleh dengan menggunakan wawancara.

c.       Studi Etnografik
Studi etnografik mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau sistem. Dalam pendidikan dan kurikulum difokuskan pada salah satu kegiatan inovasi seperti pelaksanaan model kurikulum terintegrasi, berbasis kompetensi, pembelajaran kontekstual, dsbnya. Proses penelitian etnografik dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukuplama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-benda (artifak). Meskipun makna budaya itu sangat luas tetapi studi etnografi biasanya dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa, kepercayaan, ritual dan cara-cara hidup. Hasil akhir penelitian bersifat komprehensif, suatu naratif deskriptif yang bersifat menyeluruh disertai interpretasi yang mengintegrasikan seluruh aspekaspek kehidupan dan menggambarkan kompleksitas kehidupan tersebut. Beberapa peneliti juga melakukan penelitian mikro etnografi, penelitian difokuskan pada salah satu aspek saja.

d.      Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan kasus lainnya. Suatu kasus dapat terdiri atas satu unit atau lebih dari satu unit, tetapi merupakan satu kesatuan. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.

e.        Teori Dasar
Penelitian teori dasar atau sering disebut juga penelitian dasar atau teori dasar merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatkan terhadap suatu teori. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Walaupun penelitian kualitatif memberikan deskripsi yang bersifat terurai, tetapi dari deskripsi tersebut diadakan abstraksi atau inferensi sehingga diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang mendasar yang membentuk prinsip dasar, dalil atau kaidah-kaidah. Kumpulan dari prinsip, dalil atau kaidah tersebut berkenaan dengan sesuatu hal dapat menghasilkan teori baru, minimal memperkuat teori yang telah ada dalam hal tersebut. Penelitian dasar dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, diadakan cek-recek ke lapangan, studi pembandingan antar kategori, fenomena dan situasi melalui kajian induktif, deduktif, dan verifikasi sampai pada titik jenuh. Pada titik ini peneliti memilih mana fenomena-fenomena inti dan mana yang tidak inti. Dari fenomena-fenomena inti tersebut dikembangkan “alur konsep” serta “matriks kondisi” yang menjelaskan kondisi sosial dan historis dan keterkaitannya dengan fenomena-fenomena.

f.       Studi Kritis
Model penelitian ini berkembang dari teori kritis, feminis, ras, dan pasca modern, yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Para peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin, dll. Peneliti feminis dan etnis memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah jender dan ras, sedang peneliti pasca modern dan kritis memusatkan pada institusi sosial dan kemasyarakatan. Dalam penelitian kritis, peneliti melakukan analisis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian feminisme.
Ada hal yang perlu mendapat perhatian dalam penelitian kritis. Pertama, penelitian-penelitian kritis tidak bersifat diskrit, meskipun masing-masing punya implikasi metodologis. Model studinya berbeda dalam tujuan, peranan teori, teknik pengumpulan data, peranan peneliti, format laporan dan narasinya, meskipun juga ada yang tumpang tindih. Kedua, penelitian kritis menggunakan pendekatan studi kasus, kajian terhadap suatu kasus (kasus tunggal), kajian yang bersifat mendalam yang berbeda dengan kajian eksperimental atau kajian lain yang bersifat generalisasi maupun pembandingan. Dalam penelitian kualitatif, kasus adalah suatu kesatuan kasus atau fenomena, yang diteliti secara mendalam dan utuh.

2.      Penelitian Kualitatif Non interaktif
Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Sesuai dengan namanya penelitian ini tidak menghimpun data secara interaktif atau melalui interaksi dengan sumber data manusia. Sumber datanya adalah dokumen-dokumen. Ada tiga macam penelitian analitis atau studi noninteraktif, yaitu analisis: konsep, historis, dan kebijakan.
a.       Analisis konsep, merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam sehingga banyak menimbulkan kebingungan, umpamanya: cara belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi, wajib belajar, belajar sepanjang hayat dan lain-lain.
b.      Analisis historis menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang telah dilaksanakan pada masa yang lalu. Penelitian ini lebih diarahkan kepada menganalisis peristiwa, kegiatan, program, kebijakan, keterkaitan dalam urutan waktu.
c.       Analisis kebijakan menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan dengan kebijakan tertentu, kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan, ujian akhir sekolah, pembiayaan pendidikan, dsbnya. Pengkajian diarahkan untuk menemukan kedudukan, kekuatan, makna dan keterkaitan antardokumen, dampak, dan konsekuensi-konsekuensi positif dan negatif dari kebijakan tersebut. Penelitian kebijakan memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu atau yang berlaku sekarang, dan diarahkan untuk meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja, menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan sesuatu kebijakan, dan menguji keefektivan dan keefisienan kebijakan.






BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal, maupun pendidikan nonformal. Menemukan prinsip- prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian- kejadian dalam lingkungan pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian pendidikan.
Ada dua pendekatan penelitian yang biasa dipakai dalam penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bersandar pada pandangan positivis. Sedangkan pendekatan kualitatif bersandar pada pandangan fenomenologis. Penemuan dari hasil kerja penelitian berupa temuan sesuatu yang memang sebetulnya sudah ada disebut discovery. Sedangkan penelitian hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta disebut invention.
Beberapa metode penelitian kuantitatif eksperimental yaitu eksperimental murni, eksperimental kuasi, eksperimen lemah, dan subjek tunggal. Sedangkan metode penelitian kuantitatif non eksperimental yaitu deskriptif, komparatif, korelasional, survai, ekspos fakto, dan tindakan. Beberapa metode penelitian interaktif yaitu etnografis, historis, fenomenologis, studi kasus, teori dasar, dan studi kritis. Sedangkan metode-metode penelitian kualitatif non interaktif diantaranya analisis konsep, analisis kebijakan, dan analisis histori.

3.1  Saran
Sebagai calon pendidik perlu memahami hakikat penelitian dan jenis-jenisnya agar nantinya dapat meneliti hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan mengembangkan dunia pendidikan dengan kajian-kajian teorinya maupun penemuan baru dalam pendidikan alam penelitian-penelitian yang dibuat oleh seorang pendidik sehingga dengan demikian akan memperbaiki dan mewujudkan tujuan pendidikan yang ideal, yaitu membangun manusia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Afriani, Iyan. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html. Diakses pada tanggal 25 Ferbuari 2012.
Dwi H, Sulistyo. 2010. Tujuan Penelitian Pendidian. http://beningembun-apriliasya.blogspot.com/2010/11/pengertian-penelitian-pendidikan-dan.html. Diakses pada tanggal 25 Februari 2012.
Silmya. 2010. http://silmya.wordpress.com/2010/11/03/Definisi Penelitian/. diakses pada tanggal 35 Februari 2012.